Brrrrr....
Dingin,dingin,dingin...
Waktu ujan lebat banget, ampe kamu gabisa pipis sangking dinginnya, coba deh,kamu buka tu freezer kulkas terus set di suhu paling rendah,tutup kembali,dan diamkan selama beberapa menit. Lalu buka kembali,dan tempelin pipi kanan kamu ke dasar freezernya sambil berpose ganteng,tangan kanan nempel ke pipi kiri sambil membentuk simbol pis, selama beberapa detik. Apa yang kamu rasakan?
Dingin kan? Nah, sensasi dingin seperti itu juga yang sekarang aku rasain. Brrr...*gigi gemertak*
Tiga hari belakangan ini ga pagi ga siang ujan teroz, mana puasa lagi, jadi bawaannya pengen molor mulu, mau ngapaenF jadi males, uh serba salah.
Oya gimana puasa kelen mua? Belom ada yang bolong kan? Bagus donk, ga kayak aku ni, puasa baru jalan 6 hari, tapi aku da bolong 8 hari. Kenapa bisa seperti itu?, Ah... Entahlah kawan, aku pun tak tao kenapa bisa begitu. Manataoawak, awakmabokmatamerahperut buncit.
Well, di skul aku tuh ada acara sanlat (pesantren kilat) gitu, so aku sebagai singkong yang ganteng nan rupawan di kalangan cassava family, ikut take part juga dalem tu acara. Ni acara pake nginapF juga di skul,3 hari 2 malem, asyik kan? Tapi mamaku malah nanggepi, "Kok ga sebulan aja si Ry, sanlatnya? Kan lumayan banget tu gada kamu, bisa ngemat beras !!". Hikhikhik, nanges deh aku dengarnya.
Jadi gini tadi malem siap acara terawihan gitu di skul, aku beserta temanF senaseb sepenanggungan sepersusuan, isengF nongkrong di depan pintu gerbang skul, niatnya sih pengen nyantaiF ja, sambil cuciF mata liatin kendaraan yang lalu lalang. Hohohoho, sounds fun, Eh?. Tapi kenikmatan dunia ini ga berlangsung lama, karena tibaF dari kejauhan, aku ngeliat segerombolan bocahF bertampang yakuza, dengan kiraan usia 8-12 tahun, tersenyum tengik ke arah kami. Ada apa gerangan? Aku liat ke temanF ku mua, mereka masih pada pake celana kok, so gada yang perlu disenyumin.
Gerombolan bocahF titisan Lord Voldemort ini makin mendekat, sekilas aku berhasil curi pandang pada apa yang mereka pegang di tangan mereka...: obat nyamuk. Buat apa mereka bawaF obat nyamuk? Ga mungkin juga mereka Tim Pemburu Nyamuk (TPN), yang kerjaannya ngusirF nyamuk door to door, yang ada mah Tim Pemburu Hantu (TPH), tapi ga mungkin juga mereka TPH, kan bulan puasa setanF kan gada. Ah apa yang aku pikirkan..!!
Aku coba kembali fokus ke masalah, mencoba menganalisis berdasarkan keadaan, membuat hipotesa, dan berhasil menarik kesimpulan jenius: "Busyet !!! Ni anak-anak mao nge-attack kita pake mercon!"
Siaga satu,siaga satu,musuh telah mendekat.
Bocah-bocah tengik yang di tangannya memegang obat nyamuk di kantongnya tersimpan mercon, ato secara bego dapat disingkat 'botengyaditamengbatmukdikantercon', sekarang berada dalam zona tembak, buat mulai melakukan invasi ke kami. Kami terhenyak, karena tibaF sebiji mercon mendarat mulus di daerah tongkrongan kami. Duarr!!!, mercon sialan tsb, meletus hebat, kami kaget sangat, dan mendadak panik karena secara membabi buta botengyaditamengbatmukdikantercon membrondongi kami tanpa ampun make merconF it. "Sialan!, ini ga bisa dibiarin, harus ada perlawanan!", jiwa mujahidin ku keluar.
"Woy patungan, kumpulin duit kelen mua, kita beli mercon di kede sebrang jalan itu !, ayo cepat,kumpulin sekarang ato mati !!! " teriak aku lantang serasa Jendral Douglass Mc Arthur.*ngarep*
Ga berapa lama, amunisi kita dateng juga, setelah dibeli oleh salah satu warga sipil,temen kita. Ok,waktunya counter attack, aku yang memimpin pertempuran konyol ini, sejumlah anak remaja 17 taonan menyiksa dan mendera bocahF cen-cen ingusan. "Gyahahahaha, bantai habis mereka !! Serbu !! ".
Serangan sporadis yang kami lancarkan ke mereka, membuat mereka terpaksa agak sedikit terdesak, ditambah amunisiF mercon mereka yang semakin menipis agaknya menjadi faktor penghambat bagi mereka untuk meneruskan pertikaian. Mereka mundur perlahan, tapi tibaF seorang anak berlari kencang dari kerumunang itu ke arah kami, dengan banyak mercon yang telah dibakar di kedua tangannya...
WHAT !!! Gila juga ni anak janganF mao ngelakuin aksi suicide bomb pulak. Mungkin itu buah keputusasaan atas terdesaknya keberadaan mereka. Tu anak berpikir, 'mati sama-sama juga, kita gapapala'.
Dan semua mercon itu pun dilemparnya ke arah kami, lari tiarap, gulingF kami pun sontak menghindar, takot kalo bakal ga jadi lebaran.
Eh tapi ternyata merconnya banyak yang bantot, alias ga meledak. Kasian lo bocah nia mao keren, kepaksa jadi bahan tertawaan orangF warga sipil yang berlalu lalang.
Apes lo.
Begitu ada celah, kami nyerang lagi lebih biadap dari agresi pertama. BetulF mastiin mereka mundur dan ga balek lagi membuat keonaran.
Benar aja, mereka mundur teratur.
Kami pun teriak senang, sorak-sorai kegembiraan dari warga sipil mengelu-elukan kami, membuat aku merasa keren. "Kita sudah menang malam ini, pasukan !!" teriak aku lantang dalam hati. Kami pun masuk kembali ke dalam sekolah.
Sementara masih terngiang jelas di telingaku suaraF di game Counter Strike versi tentara fisabilillah (ada gitu?) "Go..go..go..,feed back up, Bocah-bocah tengik down!(Cter..cterr..duar!!) Enemy down!! Mujahidin win!!"