Top Social

superarmz - Cerita Kota dan Perjalanan

bercerita tentang kota dan catatan perjalanan

Monday, March 2, 2015

Zona Nyaman Itu Enak, Masalah ?


Beberapa waktu  yang lalu, seorang Kawan lama menghubungi Saya, katanya ingin bertemu. Berhubung Saya sedang santai, maka Saya pun menyanggupi. Begitu selesai menerima telepon, Saya pun bergegas menuju tempat janjian. Sampai di tempat yang dituju, Saya langsung mengenalinya telah duduk manis dengan senyum terkembang. Jupel masih orang yang sama, dengan rambut belah samping yang selalu tersisir rapi. Sembari berjabat tangan, Saya pun ikut duduk bersamanya. Sedikit basa – basi menanyakan kabar satu sama lain, akhirnya sampailah kami pada obrolan ini,


“Bang, Aku mau ke Bali...” Katanya

“Hah, mau ngapain Kau, Liburan ?” Kataku setengah kaget sambil berusaha menjaga bicaraku tetap  tenang.

“Aku mau merantau, Bang. Mau cari kerja.”

“Lho, kenapa jauh kali ? Gak di Medan aja, Kau kan Sarjana ? Dapatnya itu kerja yang bagus....“

“Gak tau Bang.Tiba-tiba aku pingin kesana....”

Aku terdiam sejenak.

“Oh, Yaudah. Mudah – mudahan tercapai mimpimu disana yah...” Akhirnya aku menjawab. Dalam hati ikut mendoakan.

Sampai dirumah, Saya berpikir ulang tentang kejadian barusan. Jupel memaksa Saya untuk berpikir ulang tentang tujuan hidup, tentang apa yang belum, sudah, dan akan Saya lakukan. Neal Donald Walsch pernah mengatakan, “Life begins at the end of your comfort zone”, Saya tidak kenal Neal, semoga Anda pun tidak, tapi Saya yakin, apa yang diucapkannya kira – kira kurang lebih begini, 

“Hidup dimulai saat Kau berada diakhir zona nyaman”. Semoga tidak terlalu jauh.

Lantas, apa hubungannya Neal dengan Jupel Kawan Saya ? Mungkin Jupel bahkan belum pernah membaca apa yang dituliskan Neal tentang hidup. Tidak seperti Saya, yang sedikit – sedikit butuh quotes sebagai motivasi. Ralat, bukan cuma Saya tapi sebagian besar dari Kita. Sebegitu tidak berdayanya kah diri Kita menghadapi hidup ini sampai harus menemukan rangkaian kata – kata yang pas sebagai keterwakilan dari apa yang kita rasakan setiap saat ? Pantas saja Mario Teguh Golden Ways selalu jadi tontonan wajib masyarakat di republik ini.

Jupel mungkin belum kenal Neal, tapi Jupel lah orang yang langsung melakukan apa yang dikatakan Neal. Jupel lah orang yang berani keluar dari zona nyamannya selama ini. Jupel pergi merantau ke tempat lain, mengadu nasib seorang diri, berharap punya masa depan lebih baik berbekal selembar ijazah Sarjananya. Padahal Jupel seharusnya bisa enak-enakan tinggal di sini, menikmati semua kemewahan yang tersedia karena semua fasilitas yang didapatnya termasuk lengkap. Orangtua yang siap membantu mencarikan kerja yang baik, keluarga besar yang bisa didatangi ketika tidak punya uang, motor yang bagus, uang jajan tinggal minta, Kawan – kawan selalu ada, Handphone yang update dan Social Circle yang beragam bahkan calon istri pun bisa dicarikan. Semua yang Jupel butuhkan.     

Namun seperti juga yang berlaku ke semua orang, hal ini juga berlaku baginya. Tidak ada seorangpun yang bisa memastikan Jupel akan berhasil di sana. Kalaulah Jupel seorang penjudi, maka sebuah perjudian paling besarlah yang sedang dilakukannya saat ini. Perjudian nasib, perjudian hidup. Jupel sedang menantang hidup. Dan Jupel memilih itu semua ketimbang harus berada di bawah payung bernama kenyamanan.

Seperti Jupel, Saya pun punya mimpi. Kita semua juga punya mimpi dan setiap dari Kita selalu berusaha untuk mewujudkannya. Perbedaannya hanyalah tentang siapa yang lebih keras dalam berusaha. Siapa yang bersedia kembali bercucuran keringat dan menghabiskan tenaga untuk berlari mengejarnya, ketika di depan Kita telah tersedia tempat yang nyaman, penuh makanan dan semua yang Kita butuhkan. Siapa yang rela untuk, setelah berhenti cukup lama menikmati tempat yang nyaman tersebut, mau repot-repot berlari kembali. Tak semua dari Kita sudi. Berlari kembali, pindah. Move out.

Move out of your comfort zone. You can only grow if you are willing to feel awkward and uncomfortable when you try something new, kata Brian Tracy.  Cih ! Ah terlalu mengada-ngada, Saya pikir. Brian gila ! Mana ada satu orang waras di dunia ini yang mau susah – susah mencoba hal baru lagi ketika sudah settle berada di satu posisi. Enak aja ! Dikira si Brian ini gampang apa yah dapat kerjaan bagus ? Siapa sih yang rela melepaskan apa yang udah diperoleh selama ini dengan susah-susah ?  Coba berapa banyak yang mau ninggalin posisi enak yang selama ini udah didapat demi mengejar yang namanya mimpi masa muda ?  Terus kenapa kalo udah settle di yang namanya Zona Nyaman (Comfort Zone) ? Mau ngatain terjebak rutinitas ? Enggak produktif lagi ? No Progress Zone ? Gak peduli.


Pokoknya nih ya, Zona Nyaman itu enak !




Kenapa, masalah ?
1 comment on "Zona Nyaman Itu Enak, Masalah ? "
  1. mantap pak, zona nyaman. kalo saya zona ekonomi eksklusif aja hehe...

    ReplyDelete