Beberapa waktu lalu gue chat via bbm dengan temen gue, kalo Ustad yang tausiyah di Masjid Kampus gue, ngebahas tentang awal masuknya Islam melalui media pewayangan di Pulau Jawa. Gue yang emang dari dulu interest sama dunia pewayangan langsung iseng nanyain ke temen gue tadi,
“Lo tau Pandawa 5 gak?”,
“Egak, apa itu ?”,
“Wawasan Nusantara lo kurang ih, Itu lo 5 ksatria di dunia pewayangan ”, gue jawab.
“Egak, gue gak tertarik sama budaya jawa, sama Indonesia juga. Gue aja ntar tamat kuliah, mau kawin ama pacar gue, tinggal di luar aja…”,
“Kenapa gitu..?” Gue makin penasaran.
“Iya capek gue ngeliat negara ini, apalagi kepikiran buat ngurusnya.”
Gue menghela nafas…….
Gue gak bakal nyalahin temen gue, atas perkataan dia yang katanya udah gak ngeh sama negeri ini, gue juga gak nyalahin sama elo-elo yang mungkin diluar sana yang mungkin harus mengambil sikap yang sama dengan temen gue, karena mungkin ada diantara elo-elo semua yang pernah dirugikan oleh negeri ini,ataupun oleh orang-orang yang berkuasa di negeri ini, negeri gemah ripah roh jinawi ini, baik berupa moriil maupun materiil, that’s OK, harus ada yang dituntut atas semua yang elo alamin atau rasain.
Yang gue sesalkan adalah, bahwa masih ada sebagian besar dari orang-orang di negeri ini, yang begitu mudahnya mengkritik dan mencela negeri ini tanpa sedikitpun memberikan sumbangsihnya buat negeri ini. Gue bukan orang yang sok nasionalis atau yang memanfaatkan momen tujuhbelasan ini dengan ngetik postingan yang berbau nasionalis agar mungkin blog gue dibaca orang banyak atau tidak sama sekali. Gue gak peduli,Karena tanpa gue ngepost kayak ginian pun blog gue tetap sepi pengunjung. Lho, apa bedanya?. Dimana-mana yang gue temukan hanya sekumpulan orang orang yang selalu mengutarakan keprihatinannya atas negeri ini, sama kayak Presiden kita. Selebihnya hanya orang-orang yang kerap mempersalahkan jalannya pemerintahanvdi negeri ini. Gue ngobrol sama temen-temen gue juga jawabannya sama, sedikit sekali yang optimis sama Indonesia.
-gue rasa mereka harus mulai nyobain twitter :p-
Gue Cuma mau cerita,
Gue seorang pemuda berumur 19 tahun, Praja Tingkat II di IPDN, bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, hanya anak dari seorang pensiunan karyawan swasta dan seorang guru. Impian gue dari dulu ialah, bisa masuk di salah satu sekolah kedinasan yang ada di negeri ini dengan harapan gue bisa diberikan pekerjaan layak di negeri ini, which sebagai seorang PNS. Sederhana terdengar, tapi inilah impian gue.
Akhirnya gue masuk IPDN dan mengetahui ada begitu banyak keindahan Indonesia di dalamnya. Ada begitu banyak pemahaman akan rasa nasionalisme dan patriotik yang diberikan ke gue. Dan IPDN juga yang ngebentuk karakter gue, bahwa memandang Indonesia gak bisa dengan satu sudut doang, ada begitu banyak sisi lain yang belum tereksplorasi. Di kampus gue jugalah diajarkan bahwa untuk tidak selalu mempersalahkan negara, tapi kitalah yang harus mempersiapkan diri untuk membenahi negara, klise sih, tapi perlahan-lahan doktrin itu meresap ke alam bawah sadar gue, ngebentuk seorang Nasionalisme sejati. Gue gak bohong, kan gue lagi puasa.
Gue selalu suka kutipan ini,
JANGAN TANYAKAN APA YANG NEGARA BERIKAN UNTUKMU, TAPI TANYAKAN APA YANG KAU BERIKAN UNTUK NEGARA.
Gue ngerasa kita hanya perlu mengenal Indonesia lebih dekat sebelum buru-buru pesimis. Gue akui IPDN lah yang berperan menambah wawasan nusantara gue, karena temen-temen gue disini berasal dari seluruh penjuru negeri ini, jadi gue bisa sedikit menyombong, karena gue telah bertemu dengan saudara-saudara setanah air gue disini, semuanya.
Inilah Indonesia mini gue.
Sekolah kedinasan menjadikan gue sebagai seorang anak negara, maksud gue adalah segala tanggungan hidup gue dari gue pendidikan sampai gue dipersiapkan sebagai, abdi negara , abdi masyarakat merupakan tanggungan dari APBN bangsa ini, APBN Indonesia. Begitu pula dengan ribuan temen-temen gue di sekolah kedinasan lainnya di penjuru Indonesia. Dengan begitu praktis bokap nyokap gue gak mengeluarkan banyak uang untuk sekolah gue.
Belajar, berprestasi dan peduli sekitar adalah hal-hal kecil yang bisa elo lakuin. Gue berjanji tidak akan mengecewakan setiap tetes keringat dan uang setiap rakyat Indonesia yang telah menyekolahkan gue sampai saat ini. Insya Allah. Sampai pada waktunya gue lulus dan memulai menjadi pengayom masyarakat. Menjadi Pegawai yang mungkin saja di tempatkan di salah satu penjuru Nusantara, gue akan memulai pengabdian kepada bangsa ini. Kepada negeri ini yang telah begitu banyak memberikan segalanya. Nafas yang gue hirup, teman-teman yang gue punya, lingkungan yang ngebentuk gue, sekolah gue, semua kenangan yang tercipta, semua waktu yang terlewati, gue temukan disini, di negeri yang selalu gue percayai, INDONESIA
Gue cuma mau ngasitau, kalo negeri yang selalu elo cibir, selalu elo khawatirkan ini, ternyata telah memberikan begitu banyak harapan buat sebagian besar pemuda Indonesia, begitu banyak masa depan. Yang berarti akan ada begitu banyak pengabdian dan harapan, pengabdian untuk bangsa ini, untuk negeri ini, Indonesia. Gue selalu percaya akan hal ini, gue selalu percaya, kepercayaan yang semakin menggebu memupuk rasa cinta. Rasa cinta atas bangsa ini. Indonesia.
Buat elo diluar sana yang pesimis akan Indonesia, elo salah. Elo yang hanya cuma merengut dan menggerutu, elo juga salah. Elo yang apatis, masa bodoh tanpa pernah bersuara apalagi peduli akan nasib bangsa ini, elo lebih salah. Karena, tidak akan ada hari kebangkitan negeri ini, kalo kita mengharapkan dari yang sudah tua sekarang ini, tidak akan ada hari kemenangan, kalo elo cuma meminta tanpa berkontribusi, bahkan tidak akan ada hari kemerdekaan seperti sekarang ini kalo pahlawan kita dulu pasrah.
Gue pemuda elo juga, gue makan nasi elo juga, gak penting miskin atau kaya, gue disini dan elo disana, gak masalah. Elo juga orang Indonesia, kalo elo masih menghirup segarnya udara di Nusantara ini, masa elo rela ngebiarin Indonesia kayak gini. Gak fair dong kalo elo cuma diem, sementara elo juga masih tinggal dan hidup disini. Elo punya kewajiban atas Indonesia, atas tanah air kita.
Elo yang menantikan kebangkitan sekarang saatnya bergerak, karena bukan mereka yang menciptakan tapi kita, kita pemuda itu, kita harapan itu. kita mimpi-mimpi itu. Jangan biarkan mimpi-mimpi itu terkubur, karena kitalah penentu nasib, kitalah nahkoda atas kapal kita.Bersama kita mulai berbuatlah sesuatu yang berarti untuk negeri ini dimulai dari diri sendiri, berbuatlah mulai dari sekarang, dan bertekadlah untuk tetap konsisten. Buat elo, bangsa dan negeri.
Selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 66.
Gue, yang selalu berdoa dan berusaha untuk kebaikan Indonesia
Ary Miranda, Seorang Praja IPDN
“Lo tau Pandawa 5 gak?”,
“Egak, apa itu ?”,
“Wawasan Nusantara lo kurang ih, Itu lo 5 ksatria di dunia pewayangan ”, gue jawab.
“Egak, gue gak tertarik sama budaya jawa, sama Indonesia juga. Gue aja ntar tamat kuliah, mau kawin ama pacar gue, tinggal di luar aja…”,
“Kenapa gitu..?” Gue makin penasaran.
“Iya capek gue ngeliat negara ini, apalagi kepikiran buat ngurusnya.”
Gue menghela nafas…….
Gue gak bakal nyalahin temen gue, atas perkataan dia yang katanya udah gak ngeh sama negeri ini, gue juga gak nyalahin sama elo-elo yang mungkin diluar sana yang mungkin harus mengambil sikap yang sama dengan temen gue, karena mungkin ada diantara elo-elo semua yang pernah dirugikan oleh negeri ini,ataupun oleh orang-orang yang berkuasa di negeri ini, negeri gemah ripah roh jinawi ini, baik berupa moriil maupun materiil, that’s OK, harus ada yang dituntut atas semua yang elo alamin atau rasain.
Yang gue sesalkan adalah, bahwa masih ada sebagian besar dari orang-orang di negeri ini, yang begitu mudahnya mengkritik dan mencela negeri ini tanpa sedikitpun memberikan sumbangsihnya buat negeri ini. Gue bukan orang yang sok nasionalis atau yang memanfaatkan momen tujuhbelasan ini dengan ngetik postingan yang berbau nasionalis agar mungkin blog gue dibaca orang banyak atau tidak sama sekali. Gue gak peduli,Karena tanpa gue ngepost kayak ginian pun blog gue tetap sepi pengunjung. Lho, apa bedanya?. Dimana-mana yang gue temukan hanya sekumpulan orang orang yang selalu mengutarakan keprihatinannya atas negeri ini, sama kayak Presiden kita. Selebihnya hanya orang-orang yang kerap mempersalahkan jalannya pemerintahanvdi negeri ini. Gue ngobrol sama temen-temen gue juga jawabannya sama, sedikit sekali yang optimis sama Indonesia.
-gue rasa mereka harus mulai nyobain twitter :p-
Gue Cuma mau cerita,
Gue seorang pemuda berumur 19 tahun, Praja Tingkat II di IPDN, bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, hanya anak dari seorang pensiunan karyawan swasta dan seorang guru. Impian gue dari dulu ialah, bisa masuk di salah satu sekolah kedinasan yang ada di negeri ini dengan harapan gue bisa diberikan pekerjaan layak di negeri ini, which sebagai seorang PNS. Sederhana terdengar, tapi inilah impian gue.
Akhirnya gue masuk IPDN dan mengetahui ada begitu banyak keindahan Indonesia di dalamnya. Ada begitu banyak pemahaman akan rasa nasionalisme dan patriotik yang diberikan ke gue. Dan IPDN juga yang ngebentuk karakter gue, bahwa memandang Indonesia gak bisa dengan satu sudut doang, ada begitu banyak sisi lain yang belum tereksplorasi. Di kampus gue jugalah diajarkan bahwa untuk tidak selalu mempersalahkan negara, tapi kitalah yang harus mempersiapkan diri untuk membenahi negara, klise sih, tapi perlahan-lahan doktrin itu meresap ke alam bawah sadar gue, ngebentuk seorang Nasionalisme sejati. Gue gak bohong, kan gue lagi puasa.
Gue selalu suka kutipan ini,
JANGAN TANYAKAN APA YANG NEGARA BERIKAN UNTUKMU, TAPI TANYAKAN APA YANG KAU BERIKAN UNTUK NEGARA.
Gue ngerasa kita hanya perlu mengenal Indonesia lebih dekat sebelum buru-buru pesimis. Gue akui IPDN lah yang berperan menambah wawasan nusantara gue, karena temen-temen gue disini berasal dari seluruh penjuru negeri ini, jadi gue bisa sedikit menyombong, karena gue telah bertemu dengan saudara-saudara setanah air gue disini, semuanya.
Inilah Indonesia mini gue.
Sekolah kedinasan menjadikan gue sebagai seorang anak negara, maksud gue adalah segala tanggungan hidup gue dari gue pendidikan sampai gue dipersiapkan sebagai, abdi negara , abdi masyarakat merupakan tanggungan dari APBN bangsa ini, APBN Indonesia. Begitu pula dengan ribuan temen-temen gue di sekolah kedinasan lainnya di penjuru Indonesia. Dengan begitu praktis bokap nyokap gue gak mengeluarkan banyak uang untuk sekolah gue.
Belajar, berprestasi dan peduli sekitar adalah hal-hal kecil yang bisa elo lakuin. Gue berjanji tidak akan mengecewakan setiap tetes keringat dan uang setiap rakyat Indonesia yang telah menyekolahkan gue sampai saat ini. Insya Allah. Sampai pada waktunya gue lulus dan memulai menjadi pengayom masyarakat. Menjadi Pegawai yang mungkin saja di tempatkan di salah satu penjuru Nusantara, gue akan memulai pengabdian kepada bangsa ini. Kepada negeri ini yang telah begitu banyak memberikan segalanya. Nafas yang gue hirup, teman-teman yang gue punya, lingkungan yang ngebentuk gue, sekolah gue, semua kenangan yang tercipta, semua waktu yang terlewati, gue temukan disini, di negeri yang selalu gue percayai, INDONESIA
Gue cuma mau ngasitau, kalo negeri yang selalu elo cibir, selalu elo khawatirkan ini, ternyata telah memberikan begitu banyak harapan buat sebagian besar pemuda Indonesia, begitu banyak masa depan. Yang berarti akan ada begitu banyak pengabdian dan harapan, pengabdian untuk bangsa ini, untuk negeri ini, Indonesia. Gue selalu percaya akan hal ini, gue selalu percaya, kepercayaan yang semakin menggebu memupuk rasa cinta. Rasa cinta atas bangsa ini. Indonesia.
Buat elo diluar sana yang pesimis akan Indonesia, elo salah. Elo yang hanya cuma merengut dan menggerutu, elo juga salah. Elo yang apatis, masa bodoh tanpa pernah bersuara apalagi peduli akan nasib bangsa ini, elo lebih salah. Karena, tidak akan ada hari kebangkitan negeri ini, kalo kita mengharapkan dari yang sudah tua sekarang ini, tidak akan ada hari kemenangan, kalo elo cuma meminta tanpa berkontribusi, bahkan tidak akan ada hari kemerdekaan seperti sekarang ini kalo pahlawan kita dulu pasrah.
Gue pemuda elo juga, gue makan nasi elo juga, gak penting miskin atau kaya, gue disini dan elo disana, gak masalah. Elo juga orang Indonesia, kalo elo masih menghirup segarnya udara di Nusantara ini, masa elo rela ngebiarin Indonesia kayak gini. Gak fair dong kalo elo cuma diem, sementara elo juga masih tinggal dan hidup disini. Elo punya kewajiban atas Indonesia, atas tanah air kita.
Elo yang menantikan kebangkitan sekarang saatnya bergerak, karena bukan mereka yang menciptakan tapi kita, kita pemuda itu, kita harapan itu. kita mimpi-mimpi itu. Jangan biarkan mimpi-mimpi itu terkubur, karena kitalah penentu nasib, kitalah nahkoda atas kapal kita.Bersama kita mulai berbuatlah sesuatu yang berarti untuk negeri ini dimulai dari diri sendiri, berbuatlah mulai dari sekarang, dan bertekadlah untuk tetap konsisten. Buat elo, bangsa dan negeri.
Selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 66.
Gue, yang selalu berdoa dan berusaha untuk kebaikan Indonesia
Ary Miranda, Seorang Praja IPDN