Top Social

superarmz - Cerita Kota dan Perjalanan

bercerita tentang kota dan catatan perjalanan

Featured Posts Slider

Image Slider

Wednesday, November 25, 2020

Kabin Madu Efi, Destinasi Wisata Ramah Anak dan Orang Tua.


Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk family time. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu-waktu bersama keluarga adalah dengan rekreasi. Setelah menjalani weekday yang melelahkan, ada baiknya mencari tempat bersantai sejenak, sembari melepas penat sambil ditemani dengan orang-orang tersayang. Meskipun saat ini masih dalam suasana pandemi, menikmati akhir pekan diluar rumah bukanlah pilihan yang salah. Asalkan selalu disiplin soal kebersihan diri dan menerapkan selalu protokol kesehatan.


Kata siapa itu ? Ya kata Saya. Hahahaha.


Sebagai seorang yang sedang menjalani Long Distance Marriage dengan pasangan dikarenakan tempat bekerja yang terpisah. Hal ini mengakibatkan kami hanya bisa bersama ketika akhir pekan. Saya yang selalu datang ke sana biasanya. Oleh karena itu momen-momen bersama kami selain menghabiskan waktu di rumah dan bermain bersama putri kecil Saya, tak lupa juga menyempatkan diri untuk melakukan rekreasi. Berhubung tempat bekerja istri Saya berada di Kabanjahe, tempat yang tepat dan dekat untuk memulai perjalanan menuju ke destinasi wisata pegunungan di sekitar wilayah tersebut. Sayang juga rasanya untuk melewatkan takdir yang kami terima ini.


Sambil menyelam makan kolak dingin. Eh susah dong ! Biarin. Terserah Saya wek !


Lobby masuk ke kawasan Kabin Madu Efi

Sebelum masuk jangan lupa protokol kesehatan berlaku disini

Pilihan pertama Saya untuk memulai anak tangga perjalanan menjadi traveller berkedok rekreasi bersama keluarga ini pun dimulai dengan mengunjungi salah satu destinasi wisata yang sedang naik daun di kalangan para pejalan Sumatera Utara, Kabin Madu Efi. Yep, Kabin Madu Efi adalah semacam expansion project-nya dari Madu Efi, yang mengkhususkan pada lokasi untuk untuk menginap, bersantai dan menikmati udara pegunungan. Untuk yang belum tau, Madu Efi adalah lokasi wisata edukasi dengan konsep kebun bunga yang menawarkan edukasi tentang madu dan ternak lebah serta kebun bunga cantik sebagai tempat tinggal para lebah penghasil madu ini. Kali ini kita fokusin ke Kabin Madu Efi dulu yah, karena Saya kemarin juga belum sempat explore jauh karena pas ke Madu Efi hujan lebat. Jadi cuma duduk diem di cafeteria nya engga kemana-mana. Sedih.

Gerimis kecil, disiapin pinjeman payung kok kalo ga rame

Oke, balik ke Kabin Madu Efi, disini Saya pribadi lebih suka sama tempatnya karena ini kayak Madu Efi versi lite. Selain karena tempatnya instagrammable, lokasinya juga gak terlalu luas. Semua sisinya dapat terlihat sejauh mata memandang, yang artinya untuk Saya yang saat datang membawa istri dan anak dan orang tua dapat dengan mudah menjangkau semua sisi tempatnya. Setidaknya ada beberapa hal yang Saya coba rangkum dari hasil main-main ke Kabin Madu Efi.



Tempatnya tidak terlalu jauh.

Kabin Madu Efi dapat ditempuh hanya kurang lebih 30 menit dari Kabanjahe. Dengan durasi perjalanan yang tidak terlalu jauh, Saya dan keluarga sudah bisa menikmati tempat wisata yang cantik, dengan pemandangan bunga-bunga yang warna-warni dan udara sejuk khas pegunungan. Bepergian dengan anak kecil dan orang tua tentunya menjadi pertimbangan utama lokasi wisata yang akan dikunjungi.

 


2.    Luas area yang pas, dengan petunjuk yang jelas.

Dengan bentang wilayah yang tidak terlalu luas, menjadikan Kabin Madu Efi terasa puas untuk dijelajahi. Meskipun demikian bukan berarti sarana dan prasaran pendukung tidak lengkap. Menurut Saya, kawasan Kabin Madu Efi memiliki semua alasan yang dibutuhkan oleh para wisatawan  untuk datang, lokasi yang instagrammable, tempat makan dan minum yang nyaman serta bebas rokok, ini salah satu yang Saya suka. Selain itu spot fotonya yang banyak dan menarik perhatian, salah satunya deretan the Iconic Brighton Beach House, yang bikin kalian berasa lagi di Melbourne tapi versi pegunungan, lalu petunjuk arah yang jelas, tempat menginap yang proper, oh iya rumah warna warni ala Brighton Beach tadi adalah kabin-kabin untuk menginap, dan tentu saja pelayanan dari crew Kabin Madu Efi yang ramah dan siap membantu.



Petunjuk arah yang jelas untuk memandu kalian ke tiap spotnya

Pas Saya disana, mau ke parkiran tapi lagi hujan deras, mau pinjem payung tapi lagi habis. Mereka menawarkan kardus, at least mereka berusaha membantu agar Saya tidak kehujanan. Love you Guys !

 

Enaknya lagi, area Kabin Madu Efi secara keseluruhan yang tidak terlalu luas memungkinkan untuk kita membawa anak dan mengawasinya ketika ia bermain di seputaran lokasi, dan tentunya resiko pegal kaki dapat diminimalisir karena jarak antar satu spot ke spot lainnya tidak terlalu jauh. Meski ada trek naik turun khas perbukitan, tapi secara keseluruhan tempat ini cocok untuk anak-anak dan juga orang tua.

 

3.    Waktu jelajah yang relatif singkat

Ada sebagian traveller yang biasanya tidak akan suka terlalu berlama-lama di satu tempat wisata. Setelah mendapatkan konten untuk keperluan media sosialnya, lantas langsung bergegas untuk ke tempat berikutnya. Sehingga dalam sehari dia bisa mendapatkan beberapa destinasi wisata untuk kebutuhan pamernya. Hal ini Saya temukan pada saat dulu waktu rajin-rajinnya travelling dan bertemu banyak model traveller, salah satunya ya seperti itu. Oleh karena itu, mengingat kawasan Kabin Madu Efi yang tidak terlalu luas, tentunya akan menjadi favorit traveller untuk berkeliling-foto yang banyak-cabut ke tempat berikutnya.   

 


Cafetaria tempat kalian bisa bersantai dan makan minum.


Terlampir Saya sajikan menu dan harga untuk tuan dan puan yang perutnya keroncongan

Toilet untuk yang kebelet 

Sewa baju untuk kalian yang merasa outfit yang dipakai kurang kece,
Ada jubah Akatsuki gak yah ?

Namun bagi Saya, waktu jelajah yang singkat sangat bermanfaat sekali untuk memastikan, anak tidak terlalu lelah, dan menjadi rewel. Belum lagi jaga-jaga apabila dia ingin buang air atau mungkin lapar. Jarak dari area foto ke kamar mandi atau café juga dekat sehingga tidak perlu was-was apabila anak menangis, belum lagi cuaca pegunungan yang suka tiba-tiba hujan. Tentunya waktu yang singkat untuk mencapai tempat berteduh, sangat membantu apabila kita keasyikan eksplorasi. Hal yang sama juga berlaku apabila kita berwisata dengan membawa orang tua. Tempat yang terlalu luas untuk dijelajahi, mengakibatkan rasa lelah dan lapar. Kita tentu tidak mau ketika asyik bermain dengan anak dan istri, malah orang tua jadi kehilangan mood dan menjadi kesal. Dengan area yang tidak terlalu luas namun isi di dalamnya yang sesuai, menjelajahi area Kabin Madu Efi tentunya tidak memakan waktu terlalu lama, setelahnya kita bisa bersantai di café atau langsung pulang kalau anak sudah mulai tidak nyaman.

 


Tempat pesen makan atau minum. 

Itulah tadi tiga alasan yang menurut Saya menjadikan Kabin Madu Efi tempat yang pas untuk anak-anak dan orang tua. Berkunjung ke Kabin Madu Efi tidak mahal, setiap orang hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000/tiket. Mereka menjual tiket terusan juga untuk berkunjung ke Kabin Madu Efi dan Kebun Madu Efi dengan harga RP. 25.000/tiket. Ada 10 kabin warna warni ala Brighton Beach House yang bisa dipesan dan 5 Panoramic Pavilion yang dapat digunakan gratis untuk para pengunjung. Saya belum pernah menginap di salah satu kabinnya, jadi belum bisa bercerita. Mudah-mudahan suatu hari ada kesempatan untuk mencoba.


Tiket masuk enggak mahal, lebih mahal biaya menghalalkan anak gadis orang

Bagaimana ? Tertarik mengunjungi Kabin Madu Efi, ajak anak istri dan orang tua juga. Jangan taunya bawa pacar doang. Hihihi… 

 

Plis, Owner Kabin Madu Efi, ajak Saya menginap disana…

 

 

Tuesday, November 24, 2020

Kabanjahe Adalah Destinasi Mingguan Menuntaskan Rindu (Bagian I)

Foto oleh : Junida Rufinna Meliala


Kalau rindu bisa berwujud, dia pastilah menjelma dalam bentuk yang berbeda-beda pada setiap orang. Satu waktu dia akan menjadi sosok yang kejam dan bengis menyiksa orang yang ingin segera bertemu dengan yang disayang tapi tak bisa karena kendala jarak. Di waktu lain dia akan menjadi sosok yang cengeng dan sensitif, gampang menangis bersama dengan mereka yang kerap mengingat masa lalu, entah itu senang atau sedih. Tapi bagi Saya, rindu sepertinya akan menjelma menjadi Milo. Iya, Milo. Cokelat bubuk dari Nestle favorit kita semua. Karena apa ? Karena rindu memberikan Saya energi untuk menang tiap hari. Halah.


Gagal puitis.


Rindu bagi Saya serupa Milo, yang memberikan kekuatan untuk memotivasi diri agar terus kuat menghadapi hari-hari tanpa anak dan istri setiap hari pada weekdays, dan menyemangati diri Saya untuk selalu mempersiapkan waktu, mengerjakan tugas-tugas kantor sebaik-baiknya, karena weekend adalah momen dimana Saya bisa bertemu mereka merayakan waktu bersama dan mencegah distraksi lainnya. Layaknya Milo, memberikan energi untuk saya bisa menang menjalani hari-hari. Walaupun pada praktiknya Saya jarang minum Milo sekarang, karena anak Saya juga suka Milo jadi stok Milo lebih banyak dihabiskan olehnya. Milo benar-benar berjasa untuk keluarga kecil kami.


Narasi yang aneh, iya Saya tahu. Tolong jangan benci.


Menjadi anak kemaren sore dalam menjalani Long Distance Marriage tentunya membuat Saya minim pengalaman dan meraba-raba. Oleh karena itu apabila tulisan ini dibaca oleh kalian yang mungkin durasi Long Distance Marriage nya sudah diatas Saya, yang baru semingguan lebih dikit ini, Saya pun ingin merapak sembah setinggi-tinggi tahniah, mohon bimbingan anak baru ini, jangan di-bully. Jadi kira-kira begini, Karena SK mutasi, tempat kerja istri berpindah yang sebelumnya satu kota dengan Saya, menjadi beda kota. Saya masih disini, dan dia di Kabanjahe.


Iya, Kabanjahe. Dingin.


Setelah, dua minggu sebelumnya berhasil mendapatkan tempat tinggal di Kabanjahe melalui survei langsung ke lokasi sekitar calon kantor Istri, minggu lalu Kami pun sukses beramai-ramai mengantarkan mereka. Istri, anak, dan kakaknya Mamak yang nanti bakalan momong anak Saya ketika Umma-nya bekerja di Kabanjahe. Resmi pulalah Saya mendapat status ini, memulai menjalani hidup LDMMVMM – Long Distance Miss You Very Much Marriage dan memulai akhir pekan pertama Saya dengan menempuh perjalanan dengan angkutan umum menuju destinasi mingguan menuntaskan rindu ini.


Tjieeeeeeee…..


Perjalanan sore itu dimulai dengan menunggu di pinggir jalan raya, simpang menuju rumah dengan diantar oleh adik laki-laki Saya. Berharap mendapat bis atau angkutan umum kecil untuk dapat menuju Medan dari Kota tempat tinggal Saya, Tebing Tinggi. Mana yang duluan lewat, itu yang akan saya naiki. Saya sengaja memilih ke Kabanjahe melalui Kota Medan tidak lewat Pematang Siantar, dikarenakan dua perjalanan sebelumnya ke Kabanjahe sewaktu mengantar istri kesana, via Pematang Siantar-Simalungun-Karo, sejumlah ruas jalan di kawasan Simalungun rusak parah dan berlubang besar-besar. Sangat membahayakan dan tentunya tidak akan menimbulkan rasa nyaman selama perjalanan. Selain itu angkutan penumpang yang melewati rute sana sepertinya masih kalah bagus dibanding yang dari Medan. Karena Saya juga baru pulang kerja dan tentunya sebagian besar waktu di jalan nanti akan Saya habiskan dengan tertidur. Kemulusan jalan dan kenyamanan angkutan umum menjadi pertimbangan utama Saya di dalam perjalanan ini.


Eh…..Kok ? Gaya penulisannya berubah ni, kek Travel Blogger….


Dari Tebing Tinggi tidak ada angkutan umum langsung ke Kabanjahe, mau via Pematang Siantar ataupun Medan. Artinya Saya akan dua kali ganti bis, dari Tebing Tinggi ke Medan, dari Medan Ke Kabanjahe. Sebuah bis berkelir kuning berhenti, tertulis BAYU Trans, karena tak ingin menunggu lebih lama Saya naik dan penumpang didalamnya hanya tiga orang termasuk Saya. Bis kembali melaju, meninggalkan Kota Tebing Tinggi dan segera Saya memberi kabar kepada yang menanti bahwa saya telah OTW.  Sesaat mendekati persimpangan menuju Pintu Gerbang Tol Tebing Tinggi-Medan, tiba-tiba Supir Bus memecah keheningan dengan berkata,


”Jalan biasa macet ini pasti, apalagi daerah Jembatan Sei Bamban itu, kita lewat tol aja yah, dariku dua puluh ribu, kelen sepuluh ribu satu orang lah ya, bisa ?”


Saya yang masih terjaga dengan baik langsung membalas, “Oke, Bang. Yang lain cemana ?”


Mata ini langsung menuju pada dua orang penumpang lainnya, tidak bersuara tapi mereka hanya mengangguk, memberi tanda setuju.


“Sip, gaskan Bang!” Saya bersemangat.


Mobil meraung kencang memasuki Gerbang Tol. Segera setelahnya Saya tertidur.


Oh nikmatnya…


Satu jam ternyata tidak terasa di alam bawah sadar, bangun-bangun sudah di Pintu Keluar Tol Amplas. Duduk di panggir parit, terkulai lemas, pasrah, dehidrasi, isi dompet raib. Mau teriak minta tolong tapi suara habis.


LHO KOK JADI BEGINI CERITANYAAAAA !!!!! INI CERITA SIAPA SIKKKKK !!! WOYYYY !!!


Maksudnya itu ya sudah di Pintu Keluar Tol Amplas, tapi masih di dalam bis, masih dalam suasana ngumpulin nyawa, sambil mikir habis ini mau naik Almasar sebaiknya nunggu dimana yah, begitu kira-kira benernya.


Sejak awal Saya memang merencanakan untuk memilih Almasar sebagai mini bus langganan Saya nantinya untuk ke Kabanjahe. Almasar dengan rute Bandara Kualanamu – Medan – Kabanjahe. Alasannya tak lain dan tak bukan karena shuttle bus dari bandara ini busnya bagus, bersih dan ada AC-nya. Cocoklah dengan standar kenyamanan Saya (baca:bisa tidur nyenyak sampai tujuan). Maka detik ini pun Saya  mau self-proclaimed sebagai, Pecinta Almasar Akhir Pekan.


Suatu hari, tolong beri Saya tiket gratis. Plis…. 


Saya akhirnya memutuskan untuk diturunkan di Simpang Marendal saat itu waktu menunjukkan pukul 18.05 WIB, berharap bisa mencegat Almasar disini, karena Almasar yang menuju Kabanjahe dari Bandara Kualanamu pasti melewati Simpang Marendal ini menuju Simpang Pos dan berbelok kiri ke Jl. Jamin Ginting terus hingga sampai ke Kabanjahe.


Sedikit berjalan kaki tepat di depan Swalayan Maju Bersama Saya pun berdiri menunggu Almasar lewat.   Lima belas menit Saya menunggu, sebuah minibus merah khas dengan cutting stiker Mr. No Comment dibawahnya tertulis rute, KUALANAMU – MEDAN – KABANJAHE muncul di antara padatnya jalanan oleh kendaraan. Ini dia kereta kencana Saya, Almasar. Saat itu posisi bis memang agak di tengah dan  kebetulan saat itu sedang jamnya ramai lalu lintas.  Saya pun bersiap untuk menyetop agar bis berhenti.


Namun ternyata untung tak dapat diraih, malang jauh dari sini. Teman Saya ada yang bernama untung, tapi dia juga tidak membantu saat ini. Sesaat sebelum melintas di depan Saya, bus tidak mengurangi kecepatan dan memberikan lampu tangan berhenti. Bus melenggang pergi. Saya cuma bisa bengong dengan tampang bodoh. Tidak percaya dengan pemandangan yang baru saja Saya saksikan. Padahal, Saya bisa melihat dengan jelas dan melalui mata kepala Saya sendiri, bukan orang lain kalau bis ini kosong. TIdak penuh. Sekali lagi tidak penuh. Apa yang terjadi, pemirsaaaaaaah !!! Beragam pertanyaan langsung hadir,


“Kenapa bis ini tidak berhenti ??”


“Apakah bis ini tidak ingin mengangkut penumpang ?”


“Kalau bukan penumpang apa yang biasa bis ini angkut?”


“Wajarkah sebuah bis menolak mengangkut penumpang?”


“Apakah supir bis menganggap Saya tidak punya duit”


“Apakah Saya ditolak menjadi Pecinta Almasar Akhir Pekan ?


Padahal itu kan masih dalam pikiran Saya. Berbagai spekulasi datang dan pergi di benak ini. Karena tidak tahan dengan ini semua, Saya pun pesan Gojek.


Bersambung....

 


Thursday, November 12, 2020

Teruntuk Muda Praja Kinyis-kinyis Yang Baru Dikukuhkan, Ingatlah Pesan ini dari Purnapraja Karatan

 

Aduh mau mulai dari mana yah, oke… dari sini aja. Selamat Guys !! Sudah dikukuhkan menjadi seorang Muda Praja. Sekarang officially kalian sudah bisa berbangga ria dan tebar pesona meski hitam legam dan bau matahari kepada dedek-dedek SMA atau Mahasiswa kampus sebelah yang gemas-gemas,. Yha tapi tak apa. Namanya Praja !!! Bukan kaleng-kaleng ni ah. Baju seragam praja tentu bisa menaikkan derajat dan wibawa kalian meski muka pas-pasan, Kakak dulu dek juga begitu.  Tampaknya juga, Corona tak menghalangi kita untuk tetap beraktifitas seperti biasa, We’re Unstoppable !! **** Coronavirus !!!. Maaf  sempat larut dalam emosi Saya barusan. Oiya tentunya dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan, mudah-mudahan Kita semua selalu dalam lindungan TYME agar tidak terkena Corona mengingat kasus Corona di negeri kita tetap pada tren naik.


Sebanyak 1098 Muda Praja IPDN Angkatan XXXI tahun 2020, pada hari Rabu 4 November 2020 bertempat di Jatinangor dikukuhkan oleh rektor IPDN  Dr. Hadi Prabowo, M.M yang terdiri atas 734 orang putra dan 364 orang putri. Kabarnya ada 2 (dua) orang muda praja tidak hadir dalam  pengukuhan karena masih melakukan isolasi covid-19 di BPSDM Regional Sukajdi Bandung. Semoga bisa cepat kembali bergabung.


Seperti dari zaman ke zaman pengukuhan Muda Praja tahun ini juga dilaksanakan di Lapangan Parade Kampus IPDN Jatinangor. Yang nantinya akan kalian sadari bahwa rumputnya gatal sekali apalagi kalau musim hujan dan dengan outfit yang sama seperti Kakak dulu dan masa-masa sebelum Kakak tentunya. Tapi di tengah pandemi seperti ini ada atribut tambahan yang harus Adik-Adik kenakan demi menerapkan protokol kesehatan, face shield dan masker scuba. Gagah ! Kalian semua gagah, sama seperti Kakak dulu. Hanya saja melalui tayangan live di Youtube saat kakak menyaksikan, dalam hati kecil Kakak berujar, pasti sesak sekali kalian semua yah. Menghirup bau jigong sendiri. Untungnya ternyata kalian semua kuat, sama seperti Kakak dulu Dek. Demi kebanggan orang tua dan siapa saja yang kita sayangi pada saat itu, Kita siap tegak dan kokoh berdiri tak tergoyahkan  dari awal hingga selesai layaknya Semen Padang, yang for your information tahun ini sudah berusia 110 tahun lho. Ahhhh… Aku cinta Nasi Padang dan Keripik Balado.


Menjadi praja IPDN memanglah sebuah kebanggaan, Kakak dulu Dek juga demikian. Bahkan euforia ini juga terus mewarnai sisa hidup kita, ketika lulus dan bekerja, berkeluarga dan punya anak nantinya. Percayalah tidak ada yang lebih membahagiakan dari menjadi Praja IPDN. Bukan berarti menjadi Purnapraja tidak bahagia yah. Bisa-bisanya pikiran liar kalian memikirkan hal itu.  Dan Kakak yakin pasti, kalian Muda Praja yang kinyis-kinyis dan masih bau matahari, akan bertanya-tanya bagaimana nantinya akan memulai hari-hari baru sebagai seorang praja ? Karena sekali lagi, Kakak dulu Dek juga menanyakan hal yang sama dalam pikiran. Karena bertanya kepada  teman juga tidak membantu. Dan bertanya kepada senior masih malu-malu. Maka sebagai seorang Purnapraja karatan yang peduli akan hari-hari awal kehidupan adik-adiknya ini, pun mencoba untuk menitipkan pesan-pesan penting untuk kalian camkan, entah kalian sempat baca atau tidak terserah, yang penting Saya tuliskan  :

 

Manfaatkan Waktu Tidur Sebaik Mungkin.

Meski Kakak tahu kalian sedang-aktif-aktifnya merespon teman-teman baru dari berbagai penjuru  nusantara yang selama ini keberadaannya cuma bisa kalian baca dari buku-buku SMA dan internet saja tentang Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia, bukan berarti kalian bisa menggunakan waktu tidur kalian untuk tetap berbicara dan bertukar cerita hingga dini hari dari Sabang sampai Marauke, Miangas sampai Pulau Rote. Percayalah, waktu empat tahun tidak sebentar, dan Kakak yakin kelak saat menjadi purnapraja kalian akan hafal bermacam umpatan dalam berbagai bahasa daerah. Artinya menjadi Muda Praja lebih baik menggunakan waktu tidur sebaik mungkin, ketimbang ngomong ngalor ngidul di waktu-waktu jam tidur di dalam wisma padahal besok ada  aerobik, menza dan full perkuliahan. You can thank me later.

 

Cobalah untuk patuhi siklus kehidupan praja.

Kakak yakin kalian semua yang lulus adalah putra putri terbaik dari masing-masing daerah. Yang artinya kalian adalah anak-anak muda pintar dari seluruh  penjuru negeri. Namun menjadi Muda Praja adalah momen dimana kepintaran kalian ketika di masa sekolah menjadi tidak berarti karena dinginnya udara Jatinangor. Sehingga di pikiran kalian hanya bagaimana terhindar dari perut lapar dan udara dingin yang bikin ngantuk. Orang akan menjadi tumpul dan hilang akal saat terkena dynamic duo ini, Lapar dan Dingin. Jangan sampai salah satu keadaan ini menyebabkan kalian  lalai dalam mengikuti siklus kehidupan Praja. Saat satu kegiatan terabaikan, itu akan berdampak kepada kegiatan berikutnya di hari tersebut. Kalian tidak akan mau berakhir dengan TBO atau jam  privat dengan Pengasuh. Sudah kurang tidur, kena hukuman pula. Oiya, jangan merembes dan ketiduran pas jaga serambi jam rawan. You’ve been warned.

 

Mengakui kesalahan diri  adalah kunci

Menjadi Muda Praja adalah tempat dimana salah dan  ketidaktahuan menjadi satu dan menempel erat pada tiap diri kalian. Sebagai seorang peserta didik dari satuan terbawah, sudah pasti kelalaian dan  kealpaan  menjadi bumbu harian rutinitas baru ini. Oleh sebab itu, Siap Salah Kak, Siap Belum Tahu Kak adalah kunci kalian agar bisa melewati hari-hari tersebut. Kapan kata-kata itu digunakan ? kalian akan tahu sendiri nantinya. Jangan lupa perhatikan penampilan dan kelengkapan atribut pakaian. Ingatlah kita tidak pernah tahu kapan hari sial kita, kedapatan Pengasuh  atau  Senior ketika melakukan pelanggaran, dua-duanya sama tidak enaknya. Jangan lupa untuk SSB setiap hari dan kalian boleh menggunakan jurus rahasia Saya yang terbukti ampuh melewati hari-hari menjadi Muda Praja,dulu, berpura-pura bodoh dan selalu gunakan  wajah datar. Have a nice day, btw !

 

Beribadah jangan mantul

Sebagai umat beragama yang ketika mau masuk IPDN tak putus siang malam berdoa dan memohon agar lulus menjadi seorang Praja, sudah sepantasnya lah kita semua bersyukur atas kesempatan yang diberikan ini karena menjadi Praja IPDN tidak mudah. Bukan malah sebaliknya, kecenderungan menjadi Muda Praja seringnya membuat kita menjadi lupa diri dan lalai dalam beribadah. Malah mantul, oiya nanti kalian akan tau arti kata ini, tenang saja. Atas nama ngantuk dan lapar, alih-alih melaksanakan ibadah, kita malah curi-curi waktu untuk tidur atau  ngerembes. Jangan kalian kira Saya juga tidak begitu dulu, Hah ? Ingat selalu pesan orang tua untuk enggak lupa beribadah, dan  jangan sekali-kali mantul ibadah. Masak sama Tuhan aja kalian cheating.

 

Lakukan selama satu tahun. Selamat, kalian berhak menjadi Madya Praja.