Kalaulah Kota ini diibaratkan sebuah tubuh, maka jantung yang berdetak menjaga kehidupan adalah orang-orang yang beraktifitas setiap harinya. Mereka yang bekerja setiap hari merupakan salah satu contohnya. Orang-orang yang mencari nafkah dan berjuang mengais rejeki di Kota ini menjaga kehidupan kota ini tetap berjalan, tak peduli apapun bentuk pekerjaannya.
Tebing Tinggi merupakan sebuah Kota yang sekelilingnya berbatasan dengan perkebunan yang merupakan wilayah dari Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Utara : PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai
Selatan : PTPN IV Kebun Pabatu dan perkebunan Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai.
Barat :PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kabupaten Serdang Bedagai
Timur :PT Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan,Kabupaten Serdang Bedagai.
Berbatasan dengan wilayah perkebunan menjadikan masyarakat sekitar wilayah Kota, menjadikan Tebing Tinggi sebagai tempat mengais rejeki dengan berdagang. Pun begitu sebaliknya, masyarakat kota memanfaatkan hal ini untuk berdagang di daerah perkebunan sekitar. Hingga masyarakat setempat pun punya istilah sendiri untuk usaha berdagang keliling ini yang biasa disebut merasul.
Merasul adalah berjualan dengan membawa sendiri barang dagangannya secara berkeliling, dari satu daerah perkebunan ke daerah perkebunan lainnya, biasa dengan membawa becak, atau motor yang sedikit dimodifikasi agar mampu ditaruh beraneka macam barang dan berhenti di tiap ada pekanan (pasar kaget). Begitupun sebaliknya, mereka yang merasul dari perkebunan untuk berjualan ke sudut-sudut kota di Tebing Tinggi, biasanya akan melewati jalan-jalan dan area perumahan yang padat penduduk menawarkan dagangannya.
Sehingga tak jarang, mereka juga melewati jalan-jalan di depan rumahku. Membawa becak yang berisi penuh dengan beraneka macam barang dagangan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Sambil sesekali berteriak menawarkan menyebut nama-nama barang jualannya, atau sampai terkadang juga dengan menghidupkan suara klakson menyerupai sirine, untuk menarik perhatian para ibu-ibu agar mau singgah dan melihat-lihat dagangannya.
Ya, memang tidak jelas siapa yang pertama kali mengenalkan metode berjualan seperti ini tapi yang jelas, mereka yang merasul adalah mereka yang berjuang. Berjuang demi pekerjaan yang mereka yakini bisa menghidupi diri dan keluarga. Karena hidup adalah berjuang, dan perjuangan adalah berdagang.
Inilah Kotaku, mudah-mudahan sekarang Kau semakin paham, Kawan.
foto : diambil dari sini
Be First to Post Comment !
Post a Comment