Top Social

superarmz - Cerita Kota dan Perjalanan

bercerita tentang kota dan catatan perjalanan

Thursday, September 24, 2015

Perayaan Sederhana Lewat Bubur

Tebing Tinggi adalah kota multietnis. Walaupun kotanya kecil, tapi bermacam-macam suku tumbuh dan berkembang di sini. Maka tidak mengherankan kalau beberapa adat istiadat dan juga kebudayaan tercampur disini. Dan dalam ruang lingkup kecil seperti keluarga misalnya pun terdapat kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan secara turun temurun sejak lama, seperti yang terjadi di keluargaku. 

Dulu sewaktu kecil, Mama sering membuatkan bubur merah putih, ketika Aku baru sembuh dari sakit, ataupun saat berulang tahun. Hal itu berlaku juga pada adikku. Biasanya bubur merah putih dibuat dalam porsi yang sedikit lebih besar dari banyaknya anggota keluarga kami, (Mama, Papa dan juga adik-adikku) karena biasanya bubur tersebut juga akan dibagikan Mama kepada tetangga-tetangga di sekeliling rumah. Sembari membagikan bubur ke tetangga-tetangga, Mama tak lupa menyampaikan kata-kata seperti, "Ini bubur merah putih, si Ary baru sembuh dari sakit" atau "Si Ary ulang tahun jadi buat bubur merah putih". Hal yang sama terulang kembali bertahun-tahun kemudian kepada adikku. 

Bubur merah putih hanyalah bubur sederhana yang terbuat dari beras putih. Lantas, mengapa namanya bubur merah putih ? Seperti yang dijelaskan Mama kepadaku, tak lain karena terdapat dua jenis bubur yang ditaruh dalam satu tempat ketika bubur akan disajikan, satunya berwarna merah, satunya berwarna putih. Dengan komposisi begini, akan ada lebih banyak porsi bubur yang berwarna merah, dan sedikit bubur yang berwarna putih pada saat penyajian. Bubur yang berwarna merah rasanya akan lebih manis sementara yang berwarna putih terasa gurih dan sedikit asin. 

foto  : diambil dari www.jhonnastudio.blogspot.co.id

Mama menjelaskan kalau pada awalnya bubur dibuat dalam satu wadah. Dimana, beras direbus hingga menjadi bubur setelah sebelumnya ditambahkan santan agar bubur yang dihasilkan menjadi kental dan bertekstur tebal. Setelah beras selesai ditanak dan telah menjadi bubur, bubur tersebut di bagi kedalam dua bagian. Satu bagian disiapkan untuk dibuat menjadi bubur yang merah, dan satunya lagi akan disiapkan menjadi bagian yang putih.

Bagian bubur yang disiapkan untuk menjadi yang merah kemudian direbus kembali sebentar dengan ditambahkan gula merah yang telah dicairkan secukupnya. Sehingga warna bubur yang semula putih sewarna beras, lambat laun akan bercampur gula merah dan pada akhirnya akan berwarna kecoklat-coklatan serupa warna gula merah. Sementara bagian bubur yang putih akan di rebus sebentar kembali dan  ditambahkan sedikit santan serta garam, sehingga bagian bubur yang putih pun rasanya akan menjadi gurih.

Mama mengatakan kalau tradisi membuat bubur merah putih sudah ia dapatkan dari nenek dan orang-orang tua di keluarga kami. Membuat bubur merah putih menjadi semacam perayaan sederhana yang dibuat keluarga, atas terlewatinya sebuah peristiwa dalam hidup yang diyakini akan menjadikan diri lebih baik lagi. Membuat bubur merah putih juga bisa dibilang perwujudan rasa syukur dan permohonan keselamatan selalu  kepada Sang Pencipta, karena yang bersangkutan masih diberi kesehatan dan perlindungan.  Bubur merah putih sengaja dibuat banyak untuk dapat disedekahkan kepada tetangga-tetangga sekitar, agar harapannya tetangga juga dapat ikut merasakan kebahagiaan dan ikut mendoakan untuk kesehatan bagi yang bersangkutan. Ya, bubur merah putih adalah perayaan sederhana atas hal-hal tersebut. 

Namun, seiring bertambahnya usia dan semakin besarnya anggota keluarga, para orangtua biasanya tidak membuatkan lagi bubur merah putih untuk anak-anaknya, dengan alasan anak tersebut sudah dewasa dan diyakini mampu menjaga dirinya. Sehingga, dirumah ketika Kami para anak-anak mulai beranjak besar kebiasaan itu tak lagi sering terjadi. 


Padahal Kawan, sebenarnya Aku yakin bahwa saat menjadi dewasa adalah masa-masa dimana sering-sering dibuatkan bubur merah putih merupakan suatu keharusan. Karena orang dewasa sepertinya lebih susah bahagia. 






ps : setelah browsing sana sini di internet , Aku menemukan fakta bahwa ternyata di beberapa daerah dan suku di Indonesia juga ada tradisi membuat bubur merah putih dengan filisofi masing-masing yang berbeda pula. 


2 comments on "Perayaan Sederhana Lewat Bubur"
  1. Kalo di Cirebon, bubur merah-putih itu dibuat pas ngasih nama anak. Minggu kemarin aku makan bubur merah-putih, ponakanku baru dikasih nama soalnya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah..... benar-benar macam-macam peruntukannya tah. Aku pribadi endak begitu suka makannya paling juga cuma icip-icip. Kalo bubur sum-sum aku suka. :))))

      Delete