Matahari pagi ini cerah, tidak seperti biasa. Ada
sedikit angin yang berhembus yang kemudian membawaku pelan-pelan pada ingatan
itu. Pada ingatan dimana aku dengan susah payah berjuang untuk melupakanmu.
Melupakan sosokmu, melupakan kehadiranmu.
Aku pun tahu saat itu kau berusaha mati-matian
menepis bayanganku, karena mengerti kita tak bisa bahagia. Walaupun sulit, tapi
ku tahu kau berusaha, karena aku pun demikian. Aku tahu, kau tahu, kita berdua
pun tahu. Tidak ada yang lebih sakit dari rasa sayang yang teramat tapi tak
bisa bersama. Tak ada yang lebih menyedihkan cinta yang tak direstui.
Masih terekam jelas dalam kenangan,
cerita-cerita kita, obrolan-obrolan kita, semua harapan dan mimpi yang kita
bagi, yang pernah kita yakini dan percayai. Di bawah temaram lampu-lampu, di
salah satu bangku di taman kota, tempat favorit kita selalu dengan teh hangat
dan kacang rebus, kita arungi malam berdua.
Sudah sepuluh Tahun sejak saat itu hingga hari
ini. Aku tak pernah lagi bertemu denganmu. Aku tak pernah mendengar
keberadaanmu. Mungkin kau telah melupakan ku dan aku pun kini telah
melupakanmu, tak pernah kucoba mencari tahu.
Matahari pagi ini semakin cerah, aku pun harus beranjak. Bersama semilir angin yang lembut kukirimkan doa ku untukmu. Semoga
kau baik-baik saja dimanapun dan dengan siapapun kau sekarang.
Be First to Post Comment !
Post a Comment