Top Social

superarmz - Cerita Kota dan Perjalanan

bercerita tentang kota dan catatan perjalanan

Wednesday, January 16, 2013

Heh Kamu !



Kan ! Sudah kuduga ! Kamu pasti mencibir kata-kata ku di dalam surat. Aku sedang membayangkan tawa keras dirimu begitu membaca surat ku. Menerima surat ku yang tiba-tiba itu saja pasti sudah membuatmu geleng-geleng kepala. Iya kan ?, sudah kubilang, Aku ini norak. Harusnya kamu terima - terima saja dong.

Aku sedang berteman dengan dingin malam saat membalas suratmu ini. Tapi malam ini tidak ada kopi, aku agak malas bergerak  untuk  sekedar mengambil air panas kemudian menyeduh kopi. Dudukku sedang dalam posisi nyaman, dan aku tidak rela harus terusik, bahkan dengan hasrat akan segelas kopi. Tapi mungkin akan lain kondisinya, jika yang menyeduhkan itu Kamu, tentu saja. Hehehe.

Aku memilih untuk menuliskan balasannya pada malam hari ketika Teman – Teman ku yang lain sudah mulai tertidur. Karena, selain mereka suka ingin tahu, aku juga memilih waktu yang tenang seperti ini sehingga sambil aku berpikir-pikir tentang isi suratku, aku bisa melamunkan dirimu juga, termasuk khayalan-khayalan liarku. 

Oh tidak, tidak akan kuceritakan disini.

Ah, kamu masih saja menyindirku tentang apa yang ku pertontonkan di Linimasa. Harus berapa kali kukatakan kepada mu, mereka tidak akan pernah bisa mengetahuiku sepenuhnya. Mereka hanya bisa menduga-duga, dan kau tahu ? Membuat orang menduga-duga diri kita itu mengasyikkan lho. Kamu saja sampai sekarang masih belum sepenuhnya tahu aku. Banyaknya sih kamu cuma menebak, ya kan ?. Sudahlah, tahu apa mereka tentang kita. Ini hidup kita, ini film kita, mereka hanya penonton kok.

Jadi sekarang kamu sudah tidak mendengarkan musik-musik Sigur Ros lagi ? Sayang sekali, tapi tak apa aku akan berusaha merekam lagu pesananmu ketika Konser mereka nanti, itu juga kalau aku menemukan Teman yang pas untuk nonton. Terus kenapa memilih meminta ku untuk merekam Agaetis Byurjun ? Pasti ada cerita dibelakangnya, dan kamu belum menceritakan kepadaku. Kamu hutang satu cerita di surat berikutnya, kalau begitu.

Agak lucu yah sebenarnya cara kita berkomunikasi sekarang ini, disaat teknologi komunikasi semakin maju, kita malah ingin kembali berkomunikasi lewat cara  yang lama, dengan berkirim surat. dan kamu malah benar-benar menanggapi sepenuh hati isi surat ngaco yang sebelumnya kukirim, malah berjanji untuk melanjutkan surat-suratan ini sampai sebulan ke depan. Tapi baiklah karena tidak ada keberatan diantara kita berdua, Aku pun setuju. 

Memang benar rupanya, ada hal-hal yang tak bisa tergantikan dari menerima kabar lewat surat, seperti menahan rindu dengan setia menunggu Pak Pos membawa surat, ataupun perasaan kelewat riang dan tidak sabar untuk segera menyobek amplop dan membaca isi surat tsb, ketika sudah sampai ke tangan. Aku pun merasakan itu. Mungkin orang tua kita pun dulu demikian.

Yang ini harus kuberitahu kepadamu, di Lombok kemarin aku mendapat Sunset yang bagus sekali, dan bersama surat ini juga kukirimkan hasil foto ku. Soalnya aku tau, kau itu pecinta senja garda depan. Dan aku pastikan foto hasil jepretan matahari terbenam ini pasti kau suka.


Pantai Cemara, Lombok Barat. - Bagaimana ? Kau suka pantulan sinar nya ? -


Ngomong- ngomong, tentang laki-laki yang kamu katakan di surat balasan itu, ada baiknya untuk mengenalnya terlebih dahulu. Aku tau kamu itu gampang tertawan.  Tapi saran dari ku, Kenali terlebih dahulu dia, pelajari ibadahnya. Karena sesungguhmya, Lelaki yang akan menjadi Pendampingmu kelak, haruslah benar-benar bisa menjadi teladan, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi keluarganya. Aku tak mau melihat kamu gegabah, dan berakhir dengan berlinang air mata sama seperti di Bandung dulu.

Ada kegiatan yang tak bisa kulewatkan esok hari, dan aku tak ingin terlambat. Segitu dulu yah suratku. Di suratmu yang selanjutnya aku mau mendengar cerita yang bagus darimu.



Berusaha tampak keren bagimu,



Aku
Be First to Post Comment !
Post a Comment