Kau yang mencintai ku mati-matian.
Seharusnya aku tidak perlu menulis surat ini, karena ketika
kau pada akhirnya tahu lalu membacanya hanya akan kembali membuka luka yang
telah kau keringkan dengan susah payah. Membuka kembali semua kenangan-kenangan
yang kau anggap manis denganku, padahal aku menganggapnya biasa saja.
Tapi Aku tidak pernah terlalu tega untuk merusak segala
bayangan mu tentang diriku, semua mimpimu bersama diriku, semua anganmu
denganku. Ah aku tidak kuasa untuk berbuat demikian. Karena kutahu kau tidak
pernah jatuh sebegitu dalam pada seseorang sebelumnya. Dan disaat paling
pertama itu, aku tidak ingin mematahkan bayanganmu soal cinta. Tentang
perasaanmu itu. Aku tidak ingin kau membenci cinta, lalu merutuki.
Kau yang mencintai ku mati-matian.
Seharusnya aku tidak perlu memikirkan mu susah-susah saat
ini, karena kutahu sekarang kau pasti sedang makan malam dengan penuh
kehangatan bersama keluargamu. Sementara aku menulis surat ini berteman dingin
sambil berusaha mengingat- ingat sisa kenangan ketika kita bersama. Tapi tak
mengapa, aku sedang menikmatinya. Kau berharap lebih padaku, tapi aku tak
pernah bisa memberi. Karena cinta yang bisa kuberi saat itu hanyalah layaknya
cinta seorang Teman kepada Teman yang satunya.
Tapi Aku tak pernah sekalipun berniat merusak hari mu saat sedang bersamaku, dengan
berkata terang-terangan kepadamu. Bahwa aku tidak memiliki rasa selayaknya
dirimu, saat ku lihat kau sudah mulai bertingkah kelewat batas. Aku tidak
pernah sanggup melihat Teman ku meneteskan air mata nya karena ku. Karena
Keegoisan ku. Aku tidak ingin kau ketakutan dengan cinta, lalu menyendiri.
Kau yang mencintai ku mati-matian
Seharusnya kau tak perlu merasakan luka itu sendirian.
Bilamana cinta datang tidak sesulit ini. Ketika ia datang kepadamu lalu
kepadaku. Dan semua kebersamaan ini tentu tidak hanya tinggal kenangan. Semua
akan berakhir seperti akhir dari novel-novel remaja kebanyakan. Kedua tokoh
utamanya akhirnya menikah dan hidup bahagia. Tidak serumit ini.
Tapi Aku sendiri pun
tak akan pernah mengerti akan hal ini. Bahwa kita tidak pernah tau kapan cinta
itu datang. Kita tidak pernah mengerti kepada siapa kita akan mencinta. Aku pun
tak punya kuasa melarangmu untuk jatuh cinta, sekalipun itu dengan diriku
sendiri. Aku tak mau kau terkhianati oleh cinta, kemudian berlari.
Kau yang mencintai ku mati-matian.
Maaf atas kelancangan ku menulis surat ini. Saat ini semua
kutulis, kita sudah tidak pernah saling berhubungan lagi. Kau memilih untuk
menjauh dariku, mengeringkan luka hati mu
yang kusebabkan tanpa aku sendiri pernah berkeinginan untuk melukainya.
Mungkin telah kau temukan obat terbaiknya dari dalam dirimu sendiri, berdamai
dengan perasaanmu atau malah kau temukan di tempat lain, di orang yang lain. Kau
pergi.
Yang tiba-tiba terpikir tentangmu,
Aku
Be First to Post Comment !
Post a Comment